Teori Behavior
Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah
teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari
pengkondisisan lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan
lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati
dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh keadaan mental.
Ada dua tipe pengkondisian dalam behavior:
Classical conditioning adalah cara yg digunakan dalam percobaan
behavior yang stimulusnya terjadi secara natural yang dihubungkan dengan
respons yakni dengan stimulus netral. Respon akan hadir dengan sendirinya tanpa
respon yang disengaja.
Operant conditioning adalah cara yang digunakan dalam behavior
dengan diakhiri dengan hadiah dan hukuman.Kritik terhadap teori behavior:
Teori ini hanya menggunakan pendekatan satu dimensi saja dalam
memandang perilaku
Proses belajar terjadi hanya dengan adanya penguatan atau hukuman
Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan tingkah lakunya ketika
informasi baru itu dikenalkan, walapupun pola tingkah laku sebelumnya telah
diketahui melalui penguatan
Kelebihan teori behavior
didasarkan pada perilaku yang dapat diobservasi, sehingga mempermudah
pengukuran dan pengumpulan data dan informasi ketika penelitian.
Teknik terapi yang didasarkan pada behaviorisme adalah intervensi tingkah laku secara
intensif, lebih ekonomis, dan pelaksanaannya memiliki ciri tersendiri.
Pendekatan ini sangat berguna untuk merubah perilaku yang berbahaya dan maladaptif
baik pada anak dan dewasa.
Tiga asumsi dasar dalam behaviorism :
1) pembelajaran terjadi
melalui interaksi dengan lingkungan
2) lingkungan membentuk
perilaku
3) proses mental tidak
digunakan sebagai pertimbangan dalam menjelaskan perilaku
Satu aspek teori behavioral yang paling terkenal adalah classical
conditioning yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov yang mempelajari proses
pembelajaran melalui asosiasi antara rangsangan lingkungan dan rangsangan yang
terjadi secara natural.
Prinsip dasar proses behavioral:
1. Rangsangan yang tidak terkondisikan, yaitu pemicu terjadinya
respon yang tidak terkondisikan, terjadi secara natural, dan otomatis.
2. Respon yang tidak terkondisikan, yaitu respon yang tidak
dipelajari yang terjadi secara natural dalam merespon rangsangan yang tidak
terskondisikan.
3. Rangsangan yang terkondisikan, yaitu pada awalnya merupakan
stimulus netral, setelah diasosiasikan dengan rangsangan yang tidak
terkondisikan, kemudian memicu munculnya respon yang terkondisikan.
4. Respon yang terkondisikan, yaitu respon yang dipelajari dari
rangsangan netral sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar