Nama : Ahmad
Zaenudin Arif
Jurusan : Bahasa
dan Sastra Arab VA
NIM :
1210502011
Mata Kuliah : Metode
Penelitian Umum
v Tugas membuat contoh rumusan masalah deskriptif, komparatif,
asosiatif dan membuat contoh judul penelitian.
·
Rumusan
Masalah Deskriptif
Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari
murid-murid sekolah di Indonesia ?
·
Rumusan
Masalah Komparatif
Adakah perbedaan
prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ?
·
Rumusan
Masalah Assosiatif
-
Hubungan
Simetris
-
Adakah
hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
-
Hubungan
Kausal
Seberapa
besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA ?
-
Hubungan
Interaktif
Hubungan
anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
·
Judul
Penelitian
PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP MASYARAKAT BIASA
Contoh Variabel Penelitian:
·
Variabel
Independen
·
Varibel
Dependen
a.
Variabel Independent
Variable ini sering disebut variable
stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variable
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
Contoh :
“Pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat
kecemasan”
|
|
VARIABEL INDEPENDEN
/ BEBAS
|
|
b.
Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variable output,
criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable
tertikan. Variable terikat merupakan varriabel ynag dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variable bebas.
Contoh:
“Pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan”
VARIABEL DEPENDEN
/ TERIKAT
|
|
Membuat tinjauan pustaka berupa landasan teori.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian
Tawuran
Tawuran
merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Di
Indonesia sendiri tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Prilaku
menyimpang ini biasanya diakbatkan oleh masalah sepele atau bisa saja disebabka
oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Tawuran
sering terjadi dikalangan, pelajar, mahasiswa dan warga desa. Maka tak heran
jika kita sering menjumpai aksi perkelahian masal ini di jalan, khususnya
diwilayah ibukota.
Entah
maksud dari para pelaku tawuran tersebut. Yang jelas aksi negatif ini banyak
sekali menimbulkan kerugian, yakni seperti mengganggu ketertiban, dan keamanan
umum. Bahkan dari aksi tawuran ini tak sedikit banyak korban luka hingga korban
tewas yang berjatuhan.
2.
Pengertian Pelajar
Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang sedang
mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya
melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik dalam arti luas.
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses
pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa
yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997).
Peserta didik dalam arti sempit inilah yang disebut sebagai
pelajar. Dikatakan pelajar sebab mereka mengikuti pembelajaran dalam konteks
pendidikan formal , yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal
inilah pelajar diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Ilmu
Pengetahuan Alam, Sosial, Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan masih banyak
lagi. Diharapkan, selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengembangkan
dirinya baik secara social, emosi, intelektual, bahasa, moral dan kepribadian
ke arah positif yang diinginkan semua orang. Perkembangan yang dialami pelajar
berbeda-beda. Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
mengajar. Tidak selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal
positif. Adakalanya beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah
negatif, salah satunya aksi premanisme yang marak dilakukan oleh pelajar di
berbagai daerah saat ini, Sangat disayangkan, sebab hakikat seorang pelajar
adalah belajar dan menuntut ilmu..
3.
Teori Konflik
A.
Pengertian
Konflik
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan
Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol
akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
Konflik Menurut Myers
Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan
Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan
kontemporer (Myers, 1993:234)
1.
Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap
sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat
menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya
suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan
kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan
kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi
dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan
konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional,
konflik haruslah dihindari.
2. Pandangan
kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan
sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia.
Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi
bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan
antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu
hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang
destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun
organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.
RESUME METODE PENELITIAN KUALITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF
A.
Pengertian Metode Penelitian Kulitatif
Motede peneliian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filasafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
B.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
·
Dilakukan
pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung
kesumber data dan peneliti adalah instrument kunci
·
Penelitian
kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata
atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka
·
Penelitian
kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome
·
Penelitian
kualitatif melakukan analisis data secara induktif
·
Penelitian
kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
C.
Jenis-jenis penelitian kualitatif:
1.
Penelitian
Fenomenologi
2.
Penelitian
Grounded
3.
Penelitian
Etnografi
4.
Penelitian
Historis
5.
Penelitian
Kasus
6.
Inquiry
Filosofis: fundasional, filosofis, etik
7.
Teori
kritik sosial
D.
Langkah-langkah Penelitian
1. Mendefinisikan dan merumuskan maslaah
·
Rumusan
maslaah penelitian bersifat tentatif yang dapat berubah dan disempurnakan.
·
Maaslah
penelitian ada di lapangan, dan perumusan masalah merupakan upaya untuk
menemukan teori dari dasarnya (grounded theory)
·
Rumusan
maslaah sering disebut “fokus penelitian” yang dirumuskan dalam bentuk “pertanyaan
penelitian”.
2. Melakukan studi kepustakaan
Studi
kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi yang terkait dengan
nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Peneliti kualitatif ditintut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca.
Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk
menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan
yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh
karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi
bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru dituntut untuk melakukan grounded
research yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan
atau situasi sosial.
3. Menentukan Motode
Pada
umumnya alas an menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas,
holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
situasi sosial tersebut dijaring dengan metode kuantitatif dengan instrument
seperti tes, kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud
memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.
4. Mengumpulkan data
Pengumpulan
data dapt dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara,. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen,
di rumah dengan dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di
jalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpualan data
dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan) interview (wawancara), kuesioner
(angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
5. Menganalisis dan menginterpretasi Data
Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Analisis dalam penelitian kualitatif
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah
selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “analisis telah
mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang “grounded”.
Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses
di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis
data kulitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah
selesai pengumpulan data.
Analisis Selama Pengumpulan Data
Milles & Huberman, 1984,
mengemukakan metode:
a.
Mengembangkan catatan lapangan
mengkategorikan data dan memberi kode pada data
b.
Memasukkan data ke dalam format analisis
c.
Mengembangkan pertanyaan untuk mengumpulkan
data
2. Analisis Setelah Data
Terkumpul
a.
Mengumpulkan dan memberi nomor secara
kronologis sesuai dengan waktu pengumpulan data
b.
Meneliti ulang data dan mengelompokkannya
dalam satu format kategori dan klasifikasi data sesuai dengan kodenya
c.
Memaparkan data yang telah dianalisis
dengan fokus masing-masing penelitian
d.
Penarikan beberapa kesimpulan
6. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Uraian tentang pembentukan teori pada dasarnya telah banyak
mempersoalkan tentang generalisasi. Namun, jika kita kaji, akan tampak bahwa
generalisasi yang dikemukakan itu berbeda dengan generalisasi sebagai biasa
diandalkan bahkan menjadi tujuan penelitian.
7. Membuat laporan
Setiap
selesai mengadakan penelitian biasanya peneliti membuat laporan hasil
penelitian. Penulisan laporan hasil penelitian itu berfungsi untuk memenuhi
beberapa keprluan. Penulisan laporan penelitian dimanfaatkan juga untuk
keperluan perkembangan ilmu pengetahuan sebagai salah satu fungsi penelitian
lainnya. Penulisan hasil penelitian dapat pula dimanfaatkan untuk keperluan
publikasi ilmiah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik.