Senin, 18 Februari 2013

Contoh Metode Penelitian


Nama               : Ahmad Zaenudin Arif
Jurusan            : Bahasa dan Sastra Arab VA
NIM                : 1210502011
Mata Kuliah    : Metode Penelitian Umum

v  Tugas membuat contoh rumusan masalah deskriptif, komparatif, asosiatif dan membuat contoh judul penelitian.

·            Rumusan Masalah Deskriptif
Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia ?
·            Rumusan Masalah Komparatif
        Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ?
·            Rumusan Masalah Assosiatif
-             Hubungan Simetris
-             Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
-             Hubungan Kausal
Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA ?
-             Hubungan Interaktif
Hubungan anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

·               Judul Penelitian
PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP MASYARAKAT BIASA
Contoh Variabel Penelitian:
·      Variabel Independen
·      Varibel Dependen
     a.       Variabel Independent          
     Variable ini sering disebut variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variable bebas. Variabel bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
Contoh            :  “Pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan”


VARIABEL INDEPENDEN / BEBAS
 
 
    
           
     b.      Variabel Dependen
     Sering disebut sebagai variable output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable tertikan. Variable terikat merupakan varriabel ynag dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas.
Contoh: “Pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan”
VARIABEL DEPENDEN / TERIKAT
 
                                           
Membuat tinjauan pustaka berupa landasan teori.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1.      Pengertian Tawuran
Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.[1] Di Indonesia sendiri tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Prilaku menyimpang ini biasanya diakbatkan oleh masalah sepele atau bisa saja disebabka oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Tawuran sering terjadi dikalangan, pelajar, mahasiswa dan warga desa. Maka tak heran jika kita sering menjumpai aksi perkelahian masal ini di jalan, khususnya diwilayah ibukota.
Entah maksud dari para pelaku tawuran tersebut. Yang jelas aksi negatif ini banyak sekali menimbulkan kerugian, yakni seperti mengganggu ketertiban, dan keamanan umum. Bahkan dari aksi tawuran ini tak sedikit banyak korban luka hingga korban tewas yang berjatuhan.
2.      Pengertian Pelajar
Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang sedang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik dalam arti luas. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997).
Peserta didik dalam arti sempit inilah yang disebut sebagai pelajar. Dikatakan pelajar sebab mereka mengikuti pembelajaran dalam konteks pendidikan formal , yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah pelajar diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan masih banyak lagi. Diharapkan, selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengembangkan dirinya baik secara social, emosi, intelektual, bahasa, moral dan kepribadian ke arah positif yang diinginkan semua orang. Perkembangan yang dialami pelajar berbeda-beda. Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Tidak selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal positif. Adakalanya beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah negatif, salah satunya aksi premanisme yang marak dilakukan oleh pelajar di berbagai daerah saat ini, Sangat disayangkan, sebab hakikat seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu..[2]
3.      Teori Konflik
A.    Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. [3]
Konflik Menurut Myers
Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)
1.      Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
2.      Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.
RESUME METODE PENELITIAN KUALITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF
A.    Pengertian Metode Penelitian Kulitatif
Motede peneliian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filasafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

B.     Karakteristik Penelitian Kualitatif
·         Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung kesumber data dan peneliti adalah instrument kunci
·         Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka
·         Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome
·         Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
·         Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

C.    Jenis-jenis penelitian kualitatif:
1.      Penelitian Fenomenologi
2.      Penelitian Grounded
3.      Penelitian Etnografi
4.      Penelitian Historis
5.      Penelitian Kasus
6.      Inquiry Filosofis: fundasional, filosofis, etik
7.      Teori kritik sosial


D.    Langkah-langkah Penelitian
1.      Mendefinisikan dan merumuskan maslaah
·         Rumusan maslaah penelitian bersifat tentatif yang dapat berubah dan disempurnakan.
·         Maaslah penelitian ada di lapangan, dan perumusan masalah merupakan upaya untuk menemukan teori dari dasarnya (grounded theory)
·         Rumusan maslaah sering disebut “fokus penelitian” yang dirumuskan dalam bentuk “pertanyaan penelitian”.

2.      Melakukan studi kepustakaan
Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Peneliti kualitatif ditintut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru dituntut untuk melakukan grounded research yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial.

3.      Menentukan Motode
Pada umumnya alas an menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode kuantitatif dengan instrument seperti tes, kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

4.      Mengumpulkan data
Pengumpulan data dapt dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara,. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpualan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan) interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya. 

5.      Menganalisis dan menginterpretasi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang “grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kulitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.
Analisis Selama Pengumpulan Data
Milles & Huberman, 1984, mengemukakan  metode:
a.       Mengembangkan catatan lapangan mengkategorikan data dan memberi kode pada data
b.      Memasukkan data ke dalam format analisis
c.       Mengembangkan pertanyaan untuk mengumpulkan data
2.   Analisis Setelah Data Terkumpul
a.       Mengumpulkan dan memberi nomor secara kronologis sesuai dengan waktu pengumpulan data
b.      Meneliti ulang data dan mengelompokkannya dalam satu format kategori dan klasifikasi data sesuai dengan kodenya
c.       Memaparkan data yang telah dianalisis dengan fokus masing-masing penelitian
d.      Penarikan beberapa kesimpulan

6.      Membuat generalisasi dan kesimpulan
Uraian tentang pembentukan teori pada dasarnya telah banyak mempersoalkan tentang generalisasi. Namun, jika kita kaji, akan tampak bahwa generalisasi yang dikemukakan itu berbeda dengan generalisasi sebagai biasa diandalkan bahkan menjadi tujuan penelitian.

7.      Membuat laporan
Setiap selesai mengadakan penelitian biasanya peneliti membuat laporan hasil penelitian. Penulisan laporan hasil penelitian itu berfungsi untuk memenuhi beberapa keprluan. Penulisan laporan penelitian dimanfaatkan juga untuk keperluan perkembangan ilmu pengetahuan sebagai salah satu fungsi penelitian lainnya. Penulisan hasil penelitian dapat pula dimanfaatkan untuk keperluan publikasi ilmiah.  



[1] www. Wilkipedia.com
[2] http://pdipmkotabandung.blogspot.com/2010/02/pengertian-pelajar.html.
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik.

Tidak ada komentar: